
Pada tulisan sebelumnya, kita telah sedikit mengulas mengenai mekanisme kerja bekam medik (Al-Hijamah). Berdasarkan mekanisme kerja bekam medik, para peneliti menyimpulkan manfaat dari metode Bekam Medik. Namun, yang perlu kita pahami adalah:
“pada Al Hijamah, yang dipentingkan adalah banyaknya hasil filtrasi darah (CPS) yang keluar BUKAN banyaknya darah yang keluar” dr. Wadda Umar
Bekam medik dapat dimanfaatkan untuk tujuan:
Preventif
Pembersihan darah dari kemungkinan produksi CPS (causative pathological substance) secara rutin (misalnya sebulan sekali) melalui kulit akan mencegah akumulasi CPS sehingga diharapkan dapat mencegah datangnya penyakit.
Terapi tunggal atau kombinasi dengan konvensional
Penyakit dengan nyeri lama / menahun atau nyeri berulang seperti irritable bowel syndrome (penyakit nyeri menahun pada usus), nyeri daerah rahang.
Keluhan sistem otot-tulang (muskloskeletal) seperti: nyeri otot (fibromyalgia), pengapuran (osteoartritis), nyeri sendi sederhana (artralgia), nyeri pinggang bawah non-spesifik, nyeri leher dan bahu, nyeri keseleo, plantar-fasciitis.
Penyakit jantung-pembuluh (kardiovaskuler), seperti darah tinggi, iskemi jantung, dan trombosis vaskuler di kaki. Pada penyakit-penyakit ini mekanisme bekam medik melalui ekskresi lipid berlebihan.
Penyakit kulitseperti: urtikaria (gatal alergi), jerawat (acne vulgaris), radang kulit alergi (dermatitis atopi). Golongan penyakit ini, bekam medik bekerja melalui eliminasi fragmen IgE (zat alergi).
Penyakit neuropsikiatri melalui pengeluaran zat penyebab nyeri seperti prostaglandin: nyeri kepala (tension type headache), migrain, sindrom kaku pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome), trigeminal neuralgia.
Gangguan metabolik melalui pengeluaran sisa metabolisme berlebih: radang asam urat (gout artritis), hiperlipidemia, hiperkolesterolemia.
Penyakit saluran napas dan THT melalui pengeluaran zat patologis dan peningkatan kekebalan alami: asma bronkial, sinusitis kronis, otitis.
Efek Samping Bekam Medik
Sebagaimana tindakan prosedur medis lainnya, tentu prosedur bekam medik dapat menimbulkan beberapa efek samping:
Yang sering terjadi
- Rasa tidak nyaman saat pengekopan, seperti rasa tercubit yang lama karena pemasangan kop harus diisap dengan tekanan negatif dan dipertahankan sampai dengan kulit kemerahan (3-5 menit)
- Rasa nyeri saat perlukaan, biasanya nyeri yang dirasakan seperti cubitan-cubitan kecil di kulit. Pasien yang baru pertama kali berbekam masih perlu beradaptasi dengan tindakan perlukaan. Apabila pasien telah rutin berbekam, maka biasanya rasa sakit tersebut dapat ditoleransi dengan baik.
- Kemerahan (ekimosis) setelah berbekam adalah hasil pengekopan dan perlukaan. Akan berangsur hilang 3-4 hari kemudian.
Yang jarang terjadi
- Vesikel atau bulla, yaitu bentol berisi cairan seperti luka bakar, biasanya terjadi pada pasien dengan kulit yang sensitif atau pemasangan kop yang terlalu lama atau terlalu kuat.
- Bekas luka yang dalam atau panjang
- Keloid
- Perdarahan
- Lebam dan kehitaman
- Luka nanah dan infeksi
Efek umum yang jarang terjadi
- Pusing
- Mual
- Pingsan
- Kelelahan
- Anemia
- Insomnia
- Refleks vasovagal, tekanan darah drop
Jangan kuatir, efek-efek samping baik yang sering terjadi maupun yang jarang terjadi akan ditangani sesuai dengan prosedur medis.
Anjuran Berbekam
“Terlepas dari ikhtilaf ulama menghukumi, apakah mubah atau sunnah. Maka seandainya kita ambil mubah, maka ia bisa menjadi bernilai pahala karena perkara mubah bisa menjadi pahala sesuai dengan niat atau ia menjadi wasilah untuk ketaatan. Misalnya berbekam agar sembuh sehingga bisa melaksanakan perintah Allah baik hal yang sunnah atau wajib. Sebagaimana tidur yang hukumnya mubah tetapi bisa berpahala.”
Oleh karena itu, untuk dapat merasakan manfaat bekam medik, kita sebaiknya berbekam sekurangnya sebulan sekali. Sangat baik sebagai pencegahan penyakit. Kita harus menyertai anjuran bekam tersebut dengan keyakinan dan doa kepada Allah Subhana wa ta’ala. Tidak lupa, ikhtiar kita untuk selalu menjaga kesehatan diri kita dan keluarga, baik dari sisi menjaga asupan makanan, aktivitas fisik dan istirahat, juga level stres diri kita.
Sumber:
Wadda A. Umar, dr. 2019. Bekam Medik. Penerbit Thibbia: Sukoharjo.
Salah Mohamed El Sayed, Abdel-Salam Al-quliti, Hany Salah Mahmoud, Baghdadi Hussam, Reham A. Maria, Manal Mohamed Helmy Nabo, and Ahmad Hefny, “Therapeutic Benefits of Al-hijamah: in Light of Modern Medicine and Prophetic Medicine.” American Journal of Medical and Biological Research, vol.2, no. 2 (2014): 46-71. doi: 10.12691/ajmbr-2-2-3.
Abdullah M.N. Al-Bedah, Ibrahim S. Elsubai, Naseem Akhtar Qureshi, Tamer Shaban Aboushanab, Gazzaffi I.M. Ali, Ahmed Tawfik El-Olemy, Asim A.H. Khalil, Mohamed K.M. Khalil, Meshari Saleh Alqaed. The medical perspective of cupping therapy: Effects and mechanisms of action. Journal of Traditional and Complementary Medicine. 2019:(9);90-97.
https://muslimafiyah.com/perselisihan-ulama-apakah-bekam-itu-sunnah-atau-mubah.html