Pos Sehat Al Huda, Jl. Sukarajin I Kota Bandung
+6285798493023

Manfaat Bekam Medik

Ilustrasi pasien yang sedang menjalani bekam medik.
Ilustrasi pasien yang sedang menjalani bekam medik.

Pada tulisan sebelumnya, kita telah sedikit mengulas mengenai mekanisme kerja bekam medik (Al-Hijamah). Berdasarkan mekanisme kerja bekam medik, para peneliti menyimpulkan manfaat dari metode Bekam Medik. Namun, yang perlu kita pahami adalah:

pada Al Hijamah, yang dipentingkan adalah banyaknya hasil filtrasi darah (CPS) yang keluar BUKAN banyaknya darah yang keluar” dr. Wadda Umar

Bekam medik dapat dimanfaatkan untuk tujuan:

Preventif

Pembersihan darah dari kemungkinan produksi CPS (causative pathological substance) secara rutin (misalnya sebulan sekali) melalui kulit akan mencegah akumulasi CPS sehingga diharapkan dapat mencegah datangnya penyakit.

 

Terapi tunggal atau kombinasi dengan konvensional

Penyakit dengan nyeri lama / menahun atau nyeri berulang seperti irritable bowel syndrome (penyakit nyeri menahun pada usus), nyeri daerah rahang.

Keluhan sistem otot-tulang (muskloskeletal) seperti: nyeri otot (fibromyalgia), pengapuran (osteoartritis), nyeri sendi sederhana (artralgia), nyeri pinggang bawah non-spesifik, nyeri leher dan bahu, nyeri keseleo, plantar-fasciitis.

Penyakit jantung-pembuluh (kardiovaskuler), seperti darah tinggi, iskemi jantung, dan trombosis vaskuler di kaki. Pada penyakit-penyakit ini mekanisme bekam medik melalui ekskresi lipid berlebihan.

Penyakit kulitseperti: urtikaria (gatal alergi), jerawat (acne vulgaris), radang kulit alergi (dermatitis atopi). Golongan penyakit ini, bekam medik bekerja melalui eliminasi fragmen IgE (zat alergi).

Penyakit neuropsikiatri melalui pengeluaran zat penyebab nyeri seperti prostaglandin: nyeri kepala (tension type headache), migrain, sindrom kaku pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome), trigeminal neuralgia.

Gangguan metabolik melalui pengeluaran sisa metabolisme berlebih: radang asam urat (gout artritis), hiperlipidemia, hiperkolesterolemia.

Penyakit saluran napas dan THT melalui pengeluaran zat patologis dan peningkatan kekebalan alami: asma bronkial, sinusitis kronis, otitis.

Efek Samping Bekam Medik

Sebagaimana tindakan prosedur medis lainnya, tentu prosedur bekam medik dapat menimbulkan beberapa efek samping:

Yang sering terjadi

  • Rasa tidak nyaman saat pengekopan, seperti rasa tercubit yang lama karena pemasangan kop harus diisap dengan tekanan negatif dan dipertahankan sampai dengan kulit kemerahan (3-5 menit)
  • Rasa nyeri saat perlukaan, biasanya nyeri yang dirasakan seperti cubitan-cubitan kecil di kulit. Pasien yang baru pertama kali berbekam masih perlu beradaptasi dengan tindakan perlukaan. Apabila pasien telah rutin berbekam, maka biasanya rasa sakit tersebut dapat ditoleransi dengan baik.
  • Kemerahan (ekimosis) setelah berbekam adalah hasil pengekopan dan perlukaan. Akan berangsur hilang 3-4 hari kemudian.

Yang jarang terjadi

  • Vesikel atau bulla, yaitu bentol berisi cairan seperti luka bakar, biasanya terjadi pada pasien dengan kulit yang sensitif atau pemasangan kop yang terlalu lama atau terlalu kuat.
  • Bekas luka yang dalam atau panjang
  • Keloid
  • Perdarahan
  • Lebam dan kehitaman
  • Luka nanah dan infeksi

Efek umum yang jarang terjadi

  • Pusing
  • Mual
  • Pingsan
  • Kelelahan
  • Anemia
  • Insomnia
  • Refleks vasovagal, tekanan darah drop

Jangan kuatir, efek-efek samping baik yang sering terjadi maupun yang jarang terjadi akan ditangani sesuai dengan prosedur medis.

 

Anjuran Berbekam

Terlepas dari ikhtilaf ulama menghukumi, apakah mubah atau sunnah. Maka seandainya kita ambil mubah, maka ia bisa menjadi bernilai pahala karena perkara mubah bisa menjadi pahala sesuai dengan niat atau ia menjadi wasilah untuk ketaatan. Misalnya berbekam agar sembuh sehingga bisa melaksanakan perintah Allah baik hal yang sunnah atau wajib. Sebagaimana tidur yang hukumnya mubah tetapi bisa berpahala.”

Oleh karena itu, untuk dapat merasakan manfaat bekam medik, kita sebaiknya berbekam sekurangnya sebulan sekali. Sangat baik sebagai pencegahan penyakit. Kita harus menyertai anjuran bekam tersebut dengan keyakinan dan doa kepada Allah Subhana wa ta’ala. Tidak lupa, ikhtiar kita untuk selalu menjaga kesehatan diri kita dan keluarga, baik dari sisi menjaga asupan makanan, aktivitas fisik dan istirahat, juga level stres diri kita.

Sumber:

Wadda A. Umar, dr. 2019. Bekam Medik. Penerbit Thibbia: Sukoharjo.

Salah Mohamed El Sayed, Abdel-Salam Al-quliti, Hany Salah Mahmoud, Baghdadi Hussam, Reham A. Maria, Manal Mohamed Helmy Nabo, and Ahmad Hefny, “Therapeutic Benefits of Al-hijamah: in Light of Modern Medicine and Prophetic Medicine.” American Journal of Medical and Biological Research, vol.2, no. 2 (2014): 46-71. doi: 10.12691/ajmbr-2-2-3.

Abdullah M.N. Al-Bedah, Ibrahim S. Elsubai, Naseem Akhtar Qureshi, Tamer Shaban Aboushanab, Gazzaffi I.M. Ali, Ahmed Tawfik El-Olemy, Asim A.H. Khalil, Mohamed K.M. Khalil, Meshari Saleh Alqaed. The medical perspective of cupping therapy: Effects and mechanisms of action. Journal of Traditional and Complementary Medicine. 2019:(9);90-97.

https://muslimafiyah.com/perselisihan-ulama-apakah-bekam-itu-sunnah-atau-mubah.html

Mekanisme Bekam secara Medik

Pada akhir Juni 2023 lalu, penulis kembali berkesempatan mengikuti pelatihan hands-on (langsung kepada pasien) Bekam Medik di Klinik Bekam Steril Assabil Jakarta yang dimiliki oleh Ust. Kathur Suhardi. Instruktur yang mengajarkan kami adalah dokter yang berpengalaman pada bekam medik yaitu dr. Zen. Klinik Assabil sendiri berdiri lebih dari 20 tahun dan telah melayani ribuan pasien bekam, bahkan pasien dengan kanker.

Sejarah Singkat Bekam

Terapi bekam adalah prosedur terapi dengan vakumisasi (penyedotan) tekanan negatif pada permukaan kulit menggunakan alat. Asal muasal terapi bekam masih kontroversial dan banyak diklaim oleh banyak negara seperti Cina, Mesir, maupun Yunani sejak ribuan tahun lalu.

Metode bekam tradisional masih menggunakan peralatan tradisional seperti bambu, tanduk, kayu, atau gelas minuman. Bekam modern menggunakan alat buatan pabrik, seperti kop bekam plastik, alat penyedot plastik, serta menggunakan jarum steril, pen lancet atau pisau bedah (bisturi) dan penggunaan alkohol atau iodin sebagai tindakan aseptik. Pada bekam medik, peralatan modern di atas masih digunakan, ditambah dengan instrumen pembedahan minor, sterilisator atau tindakan sterilisasi baku, dan desinfektan, serta yang terpenting adalah prosedur sesuai tindakan bedah minor. Lihat diagram:

Bekam yang kita maksudkan di sini adalah Al Hijamah (bekam metode Tibbun Nabawi). Metode Al-Hijamah, pada prinsipnya, harus melalui tiga langkah penting yaitu C-P-C (cupping-puncturing-cupping) atau 3S (suction-scarring-suction) atau dalam bahasa Indonesia adalah pengekopan-perlukaan-pengkopan.

Tata Cara Bekam Medik

Namun selain C-P-C, ada pula langkah lain yang tidak kalah penting sebagai pendukung dari keberhasilan metode bekam medik. Secara garis besar dan untuk mempermudah, kita bagi saja ke dalam 3 kondisi pasien:

    1. Sebelum pasien datang:

Kewajiban terapis bekam adalah menyiapkan ruangan, kursi/bed bekam yang steril dan nyaman.

    1. Saat pasien datang:
    • Terapis akan melakukan wawancara medis (anamnesis) dan pemeriksaan fisik pasien terutama tanda-tanda sistem tubuh seperti tekanan darah, nadi, pernafasan, timbang dan tinggi badan lalu dilakukan penegakkan diagnosis pada lembar rekam medis
    • Terapis bekam akan memberikan informasi umum mengenai bekam medik
    • Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani persetujuan tindakan bekam medik
    • Pasien diminta untuk menggunakan pakaian yang sesuai untuk tindakan bekam
    • Terapis melakukan tindakan aseptik (sterilisasi) sebagaimana prosedur medis pada area bekam
    • Optional: terapis dapat melakukan pijatan ringan atau bekam luncur sebagai tindakan relaksasi
    • Bekam medik dilakukan dengan CPC
    • Setelah selesai, dilakukan aseptik ulang
    • Pencatatan rangkaian proses bekam di lembar rekam terapi bekam
    1. Ketika pasien pulang:
    • Terapis bekam atau petugas kebersihan akan melakukan pembersihan limbah kotor dan alat-alat bekam dengan sop yang baku
    • Setelah pembersihan selesai, dilakukan tindakan sterilisasi alat bekam paling minimal dengan zat kimia dan dapat juga dengan ozonisasi
    • Setelah rangkaian pembersihan dan sterilisasi selesai, maka, petugas akan menyiapkan kembali alat bekam, kursi/bed bekam, dan ruangan bekam untuk pasien berikutnya agar aman, nyaman dan steril.

Mekanisme Manfaat Bekam Secara Medik

Berdasarkan Teori Taibah, saat pengekopan pertama, terjadi pengumpulan cairan antara sel (interstitiel) di kulit pada area pembekaman dan penyaringan substansi CPS (causative pathological substance) via kapiler kulit. Hal ini diserupakan dengan fungsi penyaringan pada ginjal untuk pengeluaran “sampah tubuh” namun dengan tekanan 16-43 kali lebih kuat daripada tekanan di glomerulus ginjal. CPS (causative pathological substance) adalah substansi sisa hasil metabolisme tubuh yang apabila menumpuk dapat berdampak pada timbulnya penyakit. Substansi ini seharusnya terbuang melalui sistem pengeluaran tubuh seperti urin dan kotoran faeces, tetapi, ternyata tidak dapat seluruhnya terbuang. CPS inilah yang kemudian dikeluarkan melalui metode Al Hijamah. Isi CPS ini bermacam-macam tergantung dari jenis penyakit yang dialami oleh pasien. Contohnya, pada pasien dengan kolesterol tinggi, CPS ini dapat berisi metabolit kolesterol seperti LDL dan HDL.

Lalu dilakukan perlukaan, baik dengan penusukan jarum (lancet) ataupun dengan penggoresan pisau bedah (bisturi). Tindakan ini berfungsi untuk membuka barrier kulit agar nantinya CPS dapat dikeluarkan (di-ekskresi-kan).

Terakhir dilakukan pengekopan kedua yang berfungsi untuk menarik CPS yang sudah terkumpul di langkah awal agar dapat dikeluarkan via kulit.

Ketiga langkah penting di atas memicu serangkaian mekanisme lainnya. Mekanisme yang juga membawa manfaat bagi kesehatan, di antaranya:

Penurunan nyeri

Bekam diyakini memiliki efek antinosiseptif (antinyeri). Bekam metode CPC dapat merangsang zat penerima rangsang nyeri untuk menambah intensitas “nyeri baru”. Hal itu mengakibatkan menurunnya rasa nyeri yang sudah ada. Fenomena tersebut adalah fenomena “nyeri (baru)” menghambat “nyeri (lama)”. Nyeri (lama) juga dapat dihambat dengan merangsang “nyeri baru” pada sumber jalur saraf di sebelah atas sumber nyeri lama. Misalnya rangsangan bekam kering (tanpa pengeluaran darah) area bahu pada penyakit kekakuan pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome (CTS)). Namun, teori ini masih banyak diteliti oleh para peneliti bekam medik baik di dalam dan luar negeri. Salah satu peneliti bekam medik di bidang nyeri ini adalah Assoc. Prof. Dr. dr. Hanik B. Hidayati, SpS,Subsp. NN-NK dari Universitas Airlangga, Surabaya.

Teori pelepasan NO

NO (Nitric oxide) adalah salah satu zat yang berperan pada proses pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi).  NO memiliki peran mengatur tekanan darah dan transmisi saraf. Bekam dapat merangsang pelepasan NO dari sel dinding pembuluh darah. Al Hijamah akan melebarkan pembuluh darah kecil (kapiler) di area pembekaman, menimbulkan efek pelebaran pembuluh darah yang lebih besar sehingga aliran darah menjadi lebih lancar. Oleh karena itu, pelepasan NO pada Al Hijamah dapat menurunkan tekanan darah pada penyakit darah tinggi, mencegah penempelan dan pengentalan trombosit, serta mencegah tingkat pertumbuhan yang berlebihan sel otot polos pembuluh darah. Proses-proses tadi dapat mencegah terjadinya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) yang merupakan salah satu sumber penyakit darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke, Biiznillah.

Aktivasi sistem daya tahan tubuh yang didapat

Al Hijamah dapat menurunkan kadar faktor-faktor pertahanan tubuh yang tidak normal di dalam darah. Metoda Al Hijamah adalah menginisiasi sistem daya tahan tubuh secara buatan dengan “menciptakan” peradangan lokal. Kedua, bekam mengaktivasi sistem pertahanan tubuh non spesifik, yang pada akhirnya dapat memperkuat pertahanan tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, bekam baik untuk mengontrol penyakit autoimun, seperti alergi atau rheumatoid arthritis, sekaligus dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit infeksi. Selain itu, bekam juga meningkatkan pengaturan sel darah merah dalam mengikat oksigen ke seluruh tubuh, tubuh menjadi lebih segar.

Detoksifikasi “racun” di dalam darah

Teori detoksifikasi dari pembekaman didasarkan pada proses pengeluaran substansi CPS via kulit di mana metode Al Hijamah dapat membersihkan cukup banyak darah yang beredar selama satu sesi bekam sebanyak 5-6 L. Al Hijamah dapat bermanfaat dengan menurunnya kadar asam urat, kolesterol LDL, dan trigliserida darah. Pada penderita gout akut (serangan asam urat), pembekaman di sekitar daerah sakit dapat memperlancar aliran darah, menguraikan asam urat yang mengendap, sekaligus meredakan nyeri gout. Selain itu, hasil satu studi menunjukkan bahwa al hijamah dapat menurunkan deposisi logam berat di dalam darah.

Potensiasi efek obat

Al Hijamah juga dilaporkan memiliki efek terapi yang baik bila dikombinasi dengan penggunaan obat konvensional. Mekanisme ekskresi al Hijamah juga dapat berefek pada pengeluaran sisa metabolit obat. Hasil ekskresi metabolit obat dapat menurunkan efek samping obat. Pada penggunaan obat lebih dari satu jenis, bekam dapat meningkatkan sinergi obat-obatan tersebut. Secara keseluruhan, Al Hijamah dapat membantu menurunkan dosis penggunaan obat-obatan konvensional. Oleh karena itu, Al Hijamah tidak menggantikan peran pengobatan konvensional, melainkan sebagai pelengkap potensiator farmakologis.

 

Demikianlah mekanisme bekam secara medik yang dapat membawa manfaat bagi kesehatan kita. InsyaaAllah, pada tulisan berikutnya akan kita bahas penyakit apa saja yang dapat diatasi dengan Al Hijamah.

Wallahu a’lam

Sumber:Wadda A. Umar, dr. 2019. Bekam Medik. Penerbit Thibbia: Sukoharjo.

Bekam Medik Indonesia

 

Alhamdulillahirobbil’alamiin..

Pada awal Juni 2023 lalu, penulis berkesempatan mengikuti webinar dan workshop bekam medik. Webinar tersebut diadakan oleh Perhimpunan Dokter Bekam Indonesia (PDBI). PDBI adalah organisasi yang beranggotakan dokter, baik dokter umum maupun spesialis, yang memiliki keseminatan yang sama yaitu di bidang bekam. Para pendiri PDBI memiliki cita-cita untuk menjadikan bekam sebagai salah satu modalitas terapi ataupun prevensi penyakit. Selain itu, agar bekam dapat diakui oleh organisasi yang menaungi profesi dokter di Indonesia yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Serta menjadikan bekam sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di kampus-kampus kedokteran khususnya di Indonesia, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim.

Pada webinar yang lalu, penulis mendapat kesan yang sangat mendalam. MasyaaAllah, Tabarokallah. Webinar diisi oleh para trainer yang sangat profesional baik di bidang medik maupun bekam itu sendiri. Para trainer terdiri dari dokter praktisi klinis, akademisi, bahkan peneliti yang sedang me-langlangbuana ke negeri yang jauh. Materi yang disampaikan pun sangat relevan dan aktual dengan perkembangan ilmu kedokteran, mulai dari latar belakang syariat bekam, mekanisme dan manfaat bekam bagi kesehatan dari sudut pandang medis, prosedur bekam sesuai dengan standar medis, sampai latar belakang organisasi PDBI itu sendiri.

Penulis memandang, organisasi ini didirikan sebagai pelengkap dari organisasi dan perkumpulan bekam yang lebih dulu ada di Indonesia. Organisasi dan perkumpulan yang beragam akan semakin memberikan warna bagi dakwah kesehatan sehingga dapat lebih diterima oleh berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Sejatinya bekam adalah salah satu metode pengobatan dan penjagaan kesehatan yang direkomendasikan langsung oleh Nabi Muhammad ﷺ sehingga harus kita percayai. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ :

"Sekiranya ada obat yang baik untuk kalian atau ada sesuatu yang baik untuk kalian jadikan obat, maka itu terdapat pada bekam atau minum madu atau sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) dan saya tidak menyukai kay." (HR. Bukhari: 5251)

Para Trainer Worshop PDBI

Secara pribadi, penulis ingin mengucapkan Jazaakumullahu ahsanal jazaa kepada para pendiri dan trainer PDBI yang lalu, yaitu: dr. Qadri Fauzi T, Sp.An-TI, Subsp. AKV(K), MKM; dr. Agus Rahmadi, M.Biomed, M.A, Ph.D; Prof. Dr. dr. Hanik B. Hidayati, SpS,Subsp. NN-NK; dr. Andy Sulaiman Siregar Sp.P, FISR; dr. Abdurrahman Tgk Umar; dr. Riska Siregar, MScPH; dr. Hasanul Arifin, M.Ked (Neu), SpN.; dr. Siti Mona Amelia Lestari, M.Biomed; dr. Hendra Sutysna, M.Biomed, Sp.KKLP,AIFO-K. Juga bagi penulis buku mengenai Bekam Medik: dr. Wadda Umar dan buku Bekam Sinergi oleh dr. Achmad Ali Ridho. Penulis ingin mengucapkan terima kasih atas perjuangannya dan ilmu-ilmunya yang di-share kepada kami selaku pembelajar di bidang dakwah kesehatan.

Bagi Sobat Sehat yang ingin menyelami lebih lanjut mengenai PDBI dapat meng-klik tautan di sini.

Wallahu a’lam